Main Article Content

Abstract

Lansia (lanjut usia) cenderung mengalami gangguan fungsi kognitif, yaitu penurunan fungsi daya ingat. Orang yang mengalami penyakit diabetes melitus akan berisiko terjadi gangguan peredaran darah perifer yang ditandai dengan rasa baal (kesemutan) pada daerah ujung kaki. Permasalahan yang dialami Posyandu Aster Desa Kranginan Tempuran Magelang yaitu kader kesehatan tidak mampu mengelola dengan baik kegiatan posyandu dalam membantu lansia yang mengalami gangguan daya ingat (dimensia) dan gangguan sirkulasi/ peredaran darah pada ujung kaki. Metode penyelesaian masalah yang dilakukan yaitu dengan memberikan pelatihan kader dalam melatih senam otak dan senam kaki diabet. Metode pemberdayaan masyarakat dengan model Participatory Rural Apraisal (PRA) yaitu pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata. Hasil kegiatan meliputi pengenalan masalah kebutuhan dan potensi serta penyadaran, persiapan (koordinasi, penyiapan materi, penyusunan jadwal), pelaksanaan kegiatan (sosialisasi program, pelatihan), pendampingan, monitoring dan evaluasi. Terdapat penurunan tingkat dimensia sebesar 1, yaitu dari 22,8 menjadi 23,8 kategori probable gangguan kognitif menuju normal. Sensitivitas kaki terdapat peningkatan 0,41, dari 2,53 menjadi 2,96, sensitivitas kaki cukup menjadi sensitivitas kaki baik

Keywords

Senam otak Senam kaki Penyakit degeneratif

Article Details

Most read articles by the same author(s)