Main Article Content

Abstract

PCM Turi, Sleman, DIY mendapat amanah untuk mengelola beberapa tanah wakaf, namun pemanfaatannya belum optimal, padahal dengan lingkungannya yang mendukung potensinya sangat besar jika dikelola dengan baik. Salah satu cara pemanfaatan tanah wakaf adalah dikelola sebagai kebun produktif untuk sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena mengandung banyak senyawa yang bermanfaat. Konsumsi sayuran masyarakat Indonesia masih rendah hanya mencapai 180 g/per kapita/hari, jauh di bawah standar WHO 400 g/per kapita/hari, dan kebutuhannya semakin meningkat pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Permasalahannya adalah PCM belum mempunyai keterampilan dan pengalaman dalam mengelola tanah wakaf sebagai kebun sayuran. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kebun sayuran di tanah wakaf PCM Turi dilakukan program pengabdian pada masyarakat dengan sasaran warga Muhammadiyah cabang Turi, yang dilakukan menggunakan beberapa metode yang meliputi pendidikan masyarakat, pelatihan, difusi iptek dan konsultasi. Program pengabdian pada masyarakat sudah terlaksana dengan meningkatnya wawasan dan ketrampilan warga Muhammadiyah Turi dalam mengelola tanah wakaf dan terbangun kebun produktif untuk budidaya sayuran sehingga diharapkan dapat menjadi media dakwah bil hal dan menjadi contoh bagi masyarakat dan PCM lain dalam mengelola tanah wakaf.

Keywords

Kebun produktif PCM Turi Pemanfaatan Sayuran Tanah wakaf

Article Details

Author Biography

Septi Nur Wijayanti, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hukum

References

  1. Anonim. (2019). Struktur Organisasi. http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-54-det-struktur-organisasi.html
  2. Athoillah, M. (2014). Hukum Wakaf. Bandung. Rona Widya
  3. Basuki, J., Yunus, A. & Purwanto, E. (2009). Peranan Mulsa Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Cabai Melalui Modifikasi Kondisi Fisik Di Dalam Tanah. Jurnal Partner 16 (2): 73-77.
  4. Hardiatmi, J.M.S. (2010). Investasi tanaman kayu sengon dalam wanatani cukup menjanjikan. Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian. 9(2), 17 – 21.
  5. Liputan6.com. (2018). Konsumsi Sayuran dan Buah Masyarakat RI Masih di Bawah Standar FAO. Diunggah 24 April 2018.
  6. Mawardi, M. (2014). Air dan masa depan kehidupan. Jurnal Tarjih. 12 (1), 131-141.
  7. Muslich, A. 2016. Peluang Dan Tantangan Dalam Pengelolaan Wakaf. MUADDIB. 06(02), 200-218
  8. Nugroho, P.A. (2019). Pengolahan tanah dalam penyiapan lahan untuk tanaman karet. Perspektif. 17 (2 ), 129- 138.
  9. Nurjanah, S. R., Nurazizah, N. N., Septiana, F., & Shalikhah, N. D. (2019). Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Pemberdayaan Wanita dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 20–25. https://doi.org/10.33084/pengabdianmu.v2i2.63
  10. Sirait, S., Aprilia, L. & Fachruddin. (2020). Analisis neraca air dan kebutuhan air tanaman jagung (Zea mays L.) berdasarkan fase pertumbuhan di Kota Tarakan. Rona Teknik Pertanian. 13(1), 1-12.
  11. Subowo, G. (2010). Strategi efisiensi penggunaan bahan organik untuk kesuburan dan produktivitas tanah melalui pemberdayaan sumberdaya hayati tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan. 4(1), 13-25.
  12. Susrusa, K.B. & Ardhana, I.P.G. (2010). Kelayakan finansial budidaya tanaman jati (Tectona grandis linn.) Varietas unggul di Kabupaten Buleleng. Soca. 10(2), 189-192
  13. Trivana, L., Pradhana, A.Y. & Manambangtua, A.P. (2017). Optimalisasi waktu pengomposan pupuk kandang dari kotoran kambing dan debu sabut kelapa dengan bioaktivator EM4. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. 9(1), 16-24.
  14. Utami, S.N.H., Maas, A., Darmanto, Jayadi, R., Martono, E., Purwanto, B.H., Kusumandari, A., Murdjito, G., Marwasta, D., Jamhari, & Kastono, D. (2011). Pengelolaan Lahan Kawasan Lereng Merapi Pasca Erupsi 2010. Makalah Focus Group Discussion Peruntukan Lahan Produksi dan Konservasi Pasca Erupsi Merapi. Kantor BLH DIY, 4 Maret 2011. 13 p.
  15. Wahjunie, E.D., Haridjaja, O., Soedodo H. & Sudarsono. (2008). Pergerakan air pada tanah dengan karakteristik pori berbeda dan pengaruhnya pada ketersediaan air bagi tanaman. Jurnal Tanah dan Iklim. No. 28, 15-26.